Oleh: M. Dwi Cahyono
Jejak Toponimis Eks ‘Rawa Purba (Ngrowo)'
Jika sekarang kita melacak sub-area selatan
Tulungangung, tidak lagi dapat dijumpai areal rawa yang luas dan sebuah pulau
bernama ‘Pulau Bedalem’, yang konon menyembul di tengah hamparan rawa. Yang ada
sekarang adalah hamparan daratan rendah yang dipagari oleh Pegunungan Kapur
(Kendeng) di sisi selatannya, sebagai ‘great wall’ kawasan ini ter-hadap
samodra luas bernama ‘Samodra Indonesia’ – konon dinamai ‘Samodra Hindia’. Eks
Pulau Bedalem kini berubah menjadi bukit kecil, yang pada punggungnya terdapat
suatu situs makam Islam kuno. Namun, bila kita menilk data tekstual masa
lampau, baik yang berupa susastra maupun arsip, maka dijumpai sebutan
‘rawa/rowo’ atau ‘ngrowo’ untuk sub-area ini.
Pustaka Kakawin Nagarakretagama dari Masa
Hindu-Buddha misalnya, menyatakan adanya bangunan suci Buddhis (kuti) yang
dinamai ‘Sanggraha’ (pupuh 70.3)– kini berubah sebutan menjadi ‘Sanggrahan’ –
yang berada di tempat bernama ‘Rawa’ (pupuh 82.2-3). Informasi tekstual ini
seakan menegaskan bahwa ketika Nagarakretagama ditulis (tahun 1365 Masehi),
sub-area selatan Tulungagung bernama ‘Rawa’, yakni suatu penamaan tempat
(tophonimy) yang mendasarkan pada karakter fisis-alamiahnya yang berupa
‘kawasan rawa pedalaman’.
Unsur nama ‘rawa’ juga terkandung pada nama
sejumlah desa/dusun di sub-area selatan Tulungagung, seperti Desa Bonorowo,
Dukuh Rowogebang, Dukuh Rowobaran (Tim Peneliti Hari Jadi Tulungagung,
1971:114, 148, 153). Unsur nama demikian juga tercantum dalam Prasasti Kamulan
(1194 Masehi) yang ditemukan di Desa Kamulan Kec. Durenan Kab. Trenggalek,
yaitu jabatan ‘haryan Kambang Rawa’ dan thani (desa) ‘Timbang Rawa’ (OJO LXXIII
recto baris ke-5 dan verso baris ke-27). Selain itu di daerah Tulungagung
terda-pat sebuah sungai yang mengalirkan air dari Rawa Bening dan Rawa Gesikan
ke Bangawan Brantas, yang dinamai ‘Kali Ngrowo’. Unsur nama ‘Ngrowo’ adalah
‘persengauan (penambahan ‘ng’) di depan kata ‘rawa’, menjadi: ng+rawa = ngrawa
atau ngrowo. Nama ini terus digunakan hingga pasca Hindu-Buddha. Memasuki Masa
Perkembangan Islam, tepatnya pada era pemerintahan Kasultalanan Mataram, konon
terdapat dua kadipaten dalam wilayah yang kini bernama ‘Tulungagung’, yaitu;
(1) Kadipaten Ngrowo, dan (2) Kadipaten Kalangbret.
BERSAMBUNG
No comments:
Post a Comment